Tampilkan postingan dengan label Semester 4 IT Telkom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Semester 4 IT Telkom. Tampilkan semua postingan

IP dan Subnetting serta Perhitungannya

on Kamis, 21 Maret 2013


IP Address

IP Address direpresentasikan dalam 32 bit data, dan biasanya dituliskan dalam 4 buah angka yang masing-masing merepresentasikan 8 bit bilangan, dan dipisahkan oleh. Jadi  apabila  misalnya  IP  Address  memiliki  bilangan  bit  seluruhnya  1,  maka  akan dituliskan sebagai 255.255.255.255.
 
Berdasarkan jumlah host yang dapat dimiliki sebuah jaringan, jaringan terbagi atas
 
5 kelas IP, yaitu klas A, B, C, D dan E. Namun karena yang paling sering dan umum digunakan adalah  kelas A, B, dan C, maka kali ini hanya akan dibahas ketiga kelas IP tersebut.
 
Network kelas A
 
Jaringan  kelas  A  memiliki  ciri  bit  pertama  adalah  0,  sedangkan  7  bit  berikutnya mengidentifikasi  jaringan, dan 24 bit berikutnya adalah host. Jadi pada kelas ini hanya akan terdapat 27 jaringan, atau 128 buah jaringan, namun setiap jaringan dapat memiliki jutaan host (224 buah host). Jadi network kelas A akan memiliki angka pertama dari IP Address antara 0-127.


 
Network kelas B
 
Apabila dua bit pertama dari IP Address adalah 1 0, maka jaringan tersebut termasuk dalam jaringan kelas B. Dua bit pertama akan mengidentifikasikan kelas dari jaringan, 14 bit      berikutnya    akan        mengidentifikasikan                                   jaringannya,    sedangkan   16   berikutnya mengidentifikasi host. Ada ribuan jaringan kelas B, dan tiap jaringan memiliki ribuan host. Angka pertama dari IP Address untuk jaringan kelas B berkisar antara 128-191.
 
 
Network kelas C
 
Jaringan kelas C bercirikan tiga bit pertama dari IP Address adalah 1 1 0. Tiga bit pertama ini mencirikan jenis jaringannya, 21 bit berikutnya mengidentifikasi jaringannya sendiri, dan 8 bit sisanya mengidentifikasi host. Ada jutaan network kelas C, namun tiap jaringan  hanya  memiliki  maksimal  254  hostAngka  pertama  dari IP  Address  untuk jaringan kelas C berkisar antara 192-223.
 
Selain ke tiga kelas di atas, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E. Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan kelas D yang  digunakan  untuk  multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai  bersama  suatu  aplikasi  (bedakan  dengan  pengertian  network  address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network).
 
 
Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint),  menggunakan  Multicast Backbone  (MBone).  Kelas terakhir  adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas).
 
 
Pemakaiannya  dicadangkan  untuk  kegiatan  eksperimental.Jenis  kelas  address yang diberikan oleh kooordinator IP Address bergantung kepada kebutuhan instansi yang meminta,  yakni  jumlah  host  yang  akan  diintegrasikan  dalam  network  dan  rencana pengembangan untuk beberapa tahun mendatang.


Untuk  perusahaan,  kantor  pemerintah  atau  universitas  besar  yang  memiliki puluhan ribu  komputer dan sangat berpotensi untuk tumbuh menjadi jutaan komputer, koordinator IP Address akan mempertimbangkan untuk memberikan kelas A. Contoh IP Address kelas A yang dipakai di Internet adalah untuk amatir paket radio seluruh dunia, mendapa I nomor   44.xxx.xxx.xxx.   Untuk   kelas   B,   contohny adalah   nomor
172.16.xxx.xxx .
 
 
 
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan  untuk  keperluan khusus dan tidak boleh                                  digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah :
 
 

Network Address.

 
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk  host dengan IP Address kelas B 167.205.4.60. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0.
Tujuannya  adalah  untuk  menyederhanakan  informasi  routing  pada  Internet. Router  cukup  melihat  network  address  (167.205)  untuk  menentukan  kemana  paket tersebut harus dikirimkan.  Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address
202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos.
Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak  perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.  Pekerjaan routing” surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data
 
 

Broadcast Address.

 
 
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh  seluruh  host  yang  ada  pada  suatu  network.  Seperti  diketahui,  setiap  paket  IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket


tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang Memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya.
Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah hos tujuan.Pemakaian   bandwidth  akan  meningkat  dan  beban  kerja  host  pengirim bertambah,  padahal  isi  paket-paket  tersebut  sama.  Oleh  karena  itu,  dibuat  konsep broadcast address.
 
 
Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama  harus  memiliki  address  broadcast  yang  sama  dan  address  tersebut  tidak  boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah  IP  Addressnya  yang  bersifat  unik  dan  kedua  adalah  broadcast  address  pada network  tempat  host  tersebut  berada.  Address  broadcast  diperoleh  dengan  membuat seluruh  bit  host  pada  IP  Address  menjadi  1.  Jadi,  untuk  host  dengan  IP  address
167.205.9.35  atau  167.205.240.2,  broadcast  addressnya  adalah  167.205.255.255  (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga
11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
 
 

Loopback Address.

 
Yaitu IP address dengan harga 127.0.0.1. Beberapa aplikasi menggunakan alamat ini untuk  keperluan  loopbacking  process.  Secara  teori  loopback  address  akan  menunjuk dirinya sendiri didalam jaringan  yang menggunakan protokol CTP/IP, sehingga paket yang dikirim kealamat ini akan kembali ke dirinya
sendiri.
 
 
 
Jika host milik kita ingin bergabung dengan jaringan internet, tentu kita harus memiliki IP  address untuk host kita. IP address bersifat unik, yang artinya dalam satu


jaringan internet tidak boleh ada dua host yang memiliki IP address yang sama. Dengan demikian kita tidak boleh sembarangan memakai IP address sesuka kita. Biasanya kita mendapatkan IP address dengan jalan membeli dari pihak yang berwenang, misalnya dari sebuah ISP.
 
 
Arsitektur TCP/IP memungkinkan kita menggunakan beberapa range IP address untuk  kepentingan  LAN  atau  intranet  secara  cuma-cuma  dengan  suatu  kondisi  dan persyaratan tertentu. IP  address ini disebut dengan Privat IP address yang daftarnya dapat dilihat pada tabel dibawah:
.
 
Tabel 1. IP Private
 
Address Range
Network Class
10.0.0.0 -10.255.255.255
Class A
172.16.0.0-172.31.255.255.255
Class B
192.168.0.0-192.168.255.255
Class C
 

DASAR TEORI SUBNETTING

 
Subnetting berfungsi untuk menyembunyikan detail dari internal network suatu   organisasi  ke  router  eksternal.  Selain  itu,  subnetting  juga  mempermudah manajemen  jaringan   dan  menambah  efisiensi  dari  jaringan  tersebut.  Dengan subnetting kita dapat membatasi jumlah  maksimal host yang dapat dialokasikan pada suatu subnet. Dengan subnetting kita dapat memeriksa kesalahan jaringan dengan cepat karena kesalahan tersebut sudah terlokalisasi.
 
 
Bayangkan  jika  organisasi  yang  memiliki  1000  komputer  tidak  melakukan subnetting, jika terjadi satu kesalahan, maka semua network akan down. Demikian pula administrator yang harus memperbaiki kesalahan tersebut harus mencari kesalahan satu per satu dalam 1000 komputer tersebut.
Network tanpa subnetting juga akan memperberat tugas router karena routing table-nya yang sangat banyak dan harus membroadcast host sekian banyak tersebut.


 
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah  rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
 
 
Ketika  rumah  di  wilayah  itu  makin  banyak,  tentu  kemungkinan  menimbulkan  keruwetan  dan kemacetan.  Karena  itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
 
 
Konsep     seperti      inilah    sebenarnya       konsep      subnetting     itu. Disatu     sisi    ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing


divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu  lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS  (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
 
 
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah.                 Gang     adalah      SUBNET,    masing-masing       subnet      memiliki    HOST     ADDRESS     dan BROADCAST ADDRESS.
 
 
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan  gang atau  membagi  network  dan  hostnya.  Address  mana  saja  yang  berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST  dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami


sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut  tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASS
OKTET PERTAMA
SUBNET MAS DEFAULT
PRIVATE ADDRESS
A
1-127
255.0.0.0
10.0.0.0-10.255.255.255
B
128-191
255.255.0.0
172.16.0.0-172.31.255.255
 
C
 
192-223
 
255.255.255.0
192.168.0.0-
192.168.255.255
<!--[if !vml]-->clip_image009<!--[endif]-->


 
IP Address v4 memiliki struktur alamat yang tersusun atas bilangan 32 bit. Subnet mask adalah suatu bilangan biner 32 bit yang akan di-AND-kan dengan IP Address untuk mendapatkan subnet host.
 
 
Misalnya  alamat  IP  Address  10.126.11.16  dan  10.126.11.17  dengan  netmask
 
255.255.255.0. Untuk mendapatkan lokasi subnet host ini, IP Address 10.126.11.16 akan di-AND  dengan netmask-nya. Jika IP Address 10.126.11.17 di-AND dengan netmask- nya menghasilkan hasil yang sama dengan hasil AND dari 10.126.11.16 dengan netmask- nya, maka 2 IP Address tersebut berada dalam satu subnet
 
 
.           IP Address dengan alamat 10.126.11.x dengan netmask 255.255.255.0 (24 bit) akan memiliki  Net Address 10.126.11.0 dan Broadcast Address 10.126.11.255. Alamat IP diantara 10.126.11.0 dan  10.126.11.255 adalah alamat IP yang dapat dialokasikan dalam subnet tersebut.
 

Perhitungan Subnetting

 
Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya  semua  pertanyaan  tentang  subnetting  akan  berkisar  di  empat  masalah:  Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
 
192.168.1.2/24,  apa  ini  artinya?  Artinya  bahwa  IP  address  192.168.1.2  dengan  subnet  mask
 
255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask             diselubung      dengan      binari     1.    Atau    dengan      kata     lain,     subnet      masknya      adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet  Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan
<!--[if !vml]-->
<!--[endif]--><!--[if !mso]-->
<!--[endif]-->
Subnet Mask
Nilai CIDR
 
255.255.240.0
 
/20
 
255.255.248.0
 
/21
 
255.255.252.0
 
/22
 
255.255.254.0
 
/23
 
255.255.255.0
 
/24
 
255.255.255.128
 
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
 
255.255.255.240
 
/28
255.255.255.248
/29
 
255.255.255.252
 
/30
 
<!--[if !mso]-->
<!--[endif]--><!--[if !mso & !vml]--> <!--[endif]--><!--[if !vml]-->
<!--[endif]-->subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
 
Subnet Mask
Nilai CIDR
 
255.128.0.0
 
/9
 
255.192.0.0
 
/10
 
255.224.0.0
 
/11
 
255.240.0.0
 
/12
 
255.248.0.0
 
/13
 
255.252.0.0
 
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
 
255.255.128.0
 
/17
255.255.192.0
/18
 
255.255.224.0
 
/19
 
 

 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

 
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah
 
NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
 
Analisa:         192.168.1.0         berarti         kelas        C       dengan         Subnet         Mask        /26        berarti
 
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
enghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di  4  hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1.  Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask
 
(2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2= 4 subnet
2.  Jumlah Host per Subnet = 2y   2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
 
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 2 = 62 host
 
3.  Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah
 
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
 
4.  Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
 
 
Subnet
 
192.168.1.0
 
192.168.1.64
 
192.168.1.128
 
192.168.1.192
 
Host Pertama
 
192.168.1.1
 
192.168.1.65
 
192.168.1.129
 
192.168.1.193
 
Host Terakhir
 
192.168.1.62
 
192.168.1.126
 
192.168.1.190
 
192.168.1.254
 
Broadcast
 
192.168.1.63
 
192.168.1.127
 
192.168.1.191
 
192.168.1.255
 
 
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah  seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
 
 
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

 
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask  yang  bisa  digunakan  untuk  subnetting  class  B  adalah  seperti  dibawah.  Sengaja  saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri  dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang dimainkan berdasarkan blok  subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan  seperti  Class  C  yang dimainkan di oktet  keempat.  Sedangkan  CIDR /25  sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita mainkan di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan
<!--[if !vml]-->
<!--[endif]--><!--[if !mso]-->
<!--[endif]-->
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
 
<!--[if !mso]-->
<!--[endif]--><!--[if !mso & !vml]--> <!--[endif]--><!--[if !vml]-->
<!--[endif]-->maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
 
 
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
 
 
 
 
Ok,  kita  coba  dua  soal  untuk  kedua  teknik  subnetting  untuk  Class  B.  Kita  mulai  dari  yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa:                       172.16.0.0         berarti         kelas         B,       dengan         Subnet         Mask        /18        berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
 
Penghitungan:
 
1.  Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
 
Subnet adalah 2= 4 subnet
 
2.  Jumlah Host per Subnet = 2y   2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 2 = 16.382 host
3.  Blok Subnet = 256 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192.
 
Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
 
4.  Alamat host dan broadcast yang valid?
 
 
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255
 
 
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask
 
CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
 
Analisa:         172.16.0.0         berarti        kelas         B,       dengan         Subnet         Mask        /25        berarti
 
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
 
Penghitungan:
 
1.  Jumlah Subnet = 2= 512 subnet
 
2.  Jumlah Host per Subnet = 2 2 = 126 host
 
3.  Blok Subnet = 256 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
 
4.  Alamat host dan broadcast yang valid?
 
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

 
Kalau  sudah  mantab  dan  paham,  kita  lanjut  ke  Class  A.  Konsepnya  semua  sama  saja. Perbedaannya  adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4  (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa  digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
 
Analisa:         10.0.0.0         berarti         kelas          A,       dengan          Subnet         Mask         /16         berarti
 
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
 
Penghitungan:
 
1.  Jumlah Subnet = 2= 256 subnet
 
2.  Jumlah Host per Subnet = 216 2 = 65534 host
 
3.  Blok Subnet = 256 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
 
4.  Alamat host dan broadcast yang valid?
 
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255
Mudah-mudahan  sudah  setelah  anda  membaca  paragraf  terakhir  ini,  anda  sudah  memahami
 
penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas.
 
 
Catatan:  Semua  penghitungan  subnet  diatas  berasumsikan  bahwa  IP  Subnet-Zeroes  (dan  IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya  secara  default  (meskipun  d kenyataan  kita  bisa  mengaktifkannya  dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku  tentang CCNA serta soal- soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x 2
 

Soal :

<!--[if !supportLists]-->1.      <!--[endif]-->Tentukan jumlah subnet, jumlah host, blok subnet dari
220.168.0.1/27
Jawab :
Ini termasuk kelas C
11111111.11111111.11111111.11100000
225            225              255        224

Kenapa ada 3 digit binari di bit paling akhir?
karena diambil dari 1/27. Nah yang angka 1 itu 27 buah di susun pada 32 bit tersebut.

Jumlah subnet
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
2x= 23= 8
x merupakan 3 binari terakhir
dari mana datang nya 3?
Jawab: dari 3 angka 1 di bit terakhir
 
Jumlah host per subnet:
2y-2=25
 
=32-2
=30
Y merupakan kebalikan dari X, jika X itu jumlah angka 1 di bit terakhir, maka Y jumlah 0  nya.
 
Blok subnet
256-224(ini jumlah binary 1 yang 3 digit di akhir)
= 32
jadi 0, 32, 64, 96, 128, 160, 196, 224
 
<!--[if !supportLists]-->2.      <!--[endif]-->Sebuah  Perusahaan  PT.D3IF3501  mempunyai  5  departemen,  dimana  setiap  department mempunyai 30  komputer, dengan menggunakan subnetting , berapa subnet yang dapat tercipta, dan berapa subnet mask yang digunakan !
Jawaban :
1 department = 30 komputer, alamat kelas yang mendekati adalah kelas C , dan kita akan menggunakan IP Private yaitu 192.168.0.0 -192.168.255.255 .
Yang dipilih misalkan adalah 192.168.1.1
 
IP Address         : 192.168.1.1
 
Subnet Mask  : 255.255.255.0 ( Default Subnet Mask )
 
Dengan  default  subnet  mask  255.255.255.0  berarti  jumlah  computer  yang  dapat terhubung adalah 254, di dapat dari jumlah 0 pada 255.255.255.0 adalah 8 bit ,
Maka  28     = 256 -2 =254, 2 berasal dari network ID dan Broadcast ID
255.255.255.0000000 = jumlah 0 = 28     artinya jumlah host ada 254
 
Jika hanya 30 komputer, yang mendekati adalah 25    = 32, atau artinya jumlah bit 0 yang diperlukan adaah 5 bit
 
 
Maka menjadi 255.255.255.11100000 = 255.255.255.224
 
 
 
Subnet mask yang terbaru adalah : IP Address : 192.168.1.1
Subent Mask  : 255.255.255.224
Setelah didapatkan subnet mask, maka selanjutnya adalah IP Address . IP Address                  :192.168  .1    .1
 
Subnet Mask  : 255.255.255.224
 
Telah terjadi penambahan 3 bit pada octet ke empat. Jika dirubah ke decimal, maka
IP Address                       :192.168  .1  .00000000
 
Subnet Mask  : 255.255.255.11100000
 
 
 
Yang perlu diingat, kita menggunakan 2 5      artinya jumlah bit 0 terdapat 5 buah, maka range yang didapat adalah 25  =32, maka
 
 
Tabel 2. Contoh Hasil akhir
 
IP Address Range
Network ID
Broadcast Address
192.168.1.1 - 192.168.1.30
192.168.1.0
192.168.1.31
192.168.1.33 - 192.168.1.62
192.168.1.32
192.168.1.63


 
192.168.1.65 - 192.168.1.94
192.168.1.64
192.168.1.95
192.168.1.97 - 192.168.1.126
192.168.1.96
192.168.1.127
192.168.1.129 - 192.168.1.158
192.168.1.128
192.168.1.159
192.168.1.161 - 192.168.1.190
192.168.1.160
192.168.1.191
192.168.1.193 - 192.168.1.222
192.168.1.192
192.168.1.223
192.168.1.225 - 192.168.1.254
192.168.1.224
192.168.1.255
 
 
Dalam  table  diatas  terdapat  8  subnet  yang  dapat  digunakan,  artinya  untuk perusahaan  PT.D3IF3501, dapat memilih dari 8 subnet yang tersedia, karena hanya 5 divisi maka 3 untuk dicadangkan, dan maksimum host dari subnet diatas adalah 30 host, lebih baik dari pada menggunakan 255.255.255.0 yang sampai 254 komputer .
 
<!--[if !supportLists]-->3.      <!--[endif]-->Host A terkoneksi ke LAN, tetapi tidak dapat terkoneksi ke Internet. Konfigurasi Host dapat dilihat pada gambar dibawah ini, identifikasi penyebab masalah yang terjadi !
          
            Jawab :
            CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64dan bukan 198.18.166.32.
 
<!--[if !supportLists]-->4.      <!--[endif]-->Di Ruangan Komputer Umum Universitas Telkom  terdapat 250 komputer yang akan dikoneksikan dalam sebuah sistem jaringan. Dalam perencanaan IP yang akan digunakan adalah IP kelas C. Menurut anda berapakah  CIDR yang cocok untuk kasus tersebut.
Jawab
Karena ada 250 Komputer, maka harus dibagi/subnet.
Akan dicoba, subnet mask 255.255.255.224 dengan nilai CIDR 27.
atau dapat ditulis 11111111. 11111111. 11111111. 11100000 / 27
jumlah subnet 2 X = 2 3 – 2 = 8 buah
jumlah host per subnet 2 y - 2 = 2 -2 = 32 – 2 = 30
pembagian IP dalam masing-masing subnet adalah : 256 – 224 = 32
pembagian IP nya :
192.168.1.0 s/d 192.168.1.31
192.168.1.32 s/d 192.168.1.63
192.168.1.64 s/d 192.168.1.95
192.168.1.96 s/d 192.168.1.127
192.168.1.128 s/d 192.168.1.159
192.168.1.160 s/d 192.168.1.191
192.168.1.192 s/d 192.168.1.223
192.168.1.224 s/d 192.168.1.256
 
<!--[if !supportLists]-->5.      <!--[endif]-->Dalam suatu perusahaan, diketahui 25 Subnet memiliki 300 Komputer tiap segmen, default subnet mask kelas B adalah 255.255.0.0, Berapakah subnet mask dari kasus tersebut ?
Jawab:   
Untuk rumus  mencari host kita gunakan 2n-2 ≥ jumlah host, maka:
2n-2 ≥ 300
2n  ≥ 302
n   ≥ 9 (untuk jumlah bit 0) jadi 11111111.11111111.11111110.00000000
sehingga didapat subnet mask 255.255.254.0·              
Untuk rumus  mencari subnet kita gunakan 2n ≥ jumlah network, maka:
2n ≥ 25
n  ≥ 5 (untuk jumlah bit 1) jadi 11111111.11111111.11111000.00000000
sehingga didapat subnet mask 255.255.248.0

Sumber :
Blog romisatriawihono dengan sedikit perubahan.
Sumber lainnya juga ikut disertakan.
Sedikit pengetahuan penulis juga ikut dilibatkan
Tag : , , , , , , , , , , , , , ,
 
 
© bambang sulistio | situs pribadi Moch. Bambang Sulistio | All Rights Reserved
www.bambangsulistio.web.id is continuation of bambangworld.blogspot.com