IP Address
IP Address direpresentasikan dalam 32 bit data, dan biasanya dituliskan dalam 4 buah angka yang masing-masing merepresentasikan 8 bit bilangan, dan dipisahkan oleh. Jadi apabila misalnya IP Address memiliki bilangan bit seluruhnya 1, maka akan dituliskan sebagai 255.255.255.255.
Berdasarkan jumlah host yang dapat dimiliki sebuah jaringan, jaringan terbagi atas
5 kelas IP, yaitu klas A, B, C, D dan E. Namun karena yang paling sering dan umum digunakan adalah kelas A, B, dan C, maka kali ini hanya akan dibahas ketiga kelas IP tersebut.
Network kelas A
Jaringan kelas A memiliki ciri bit pertama adalah 0, sedangkan 7 bit berikutnya mengidentifikasi jaringan, dan 24 bit berikutnya adalah host. Jadi pada kelas ini hanya akan terdapat 27 jaringan, atau 128 buah jaringan, namun setiap jaringan dapat memiliki jutaan host (224 buah host). Jadi network kelas A akan memiliki angka pertama dari IP Address antara 0-127.
Network kelas B
Apabila dua bit pertama dari IP Address adalah 1 0, maka jaringan tersebut termasuk dalam jaringan kelas B. Dua bit pertama akan mengidentifikasikan kelas dari jaringan, 14 bit berikutnya akan mengidentifikasikan jaringannya, sedangkan 16 berikutnya mengidentifikasi host. Ada ribuan jaringan kelas B, dan tiap jaringan memiliki ribuan host. Angka pertama dari IP Address untuk jaringan kelas B berkisar antara 128-191.
Network kelas C
Jaringan kelas C bercirikan tiga bit pertama dari IP Address adalah 1 1 0. Tiga bit pertama ini mencirikan jenis jaringannya, 21 bit berikutnya mengidentifikasi jaringannya sendiri, dan 8 bit sisanya mengidentifikasi host. Ada jutaan network kelas C, namun tiap jaringan hanya memiliki maksimal 254 host. Angka pertama dari IP Address untuk jaringan kelas C berkisar antara 192-223.
Selain ke tiga kelas di atas, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E. Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network).
Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone). Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas).
Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental.Jenis kelas address yang diberikan oleh kooordinator IP Address bergantung kepada kebutuhan instansi yang meminta, yakni jumlah host yang akan diintegrasikan dalam network dan rencana pengembangan untuk beberapa tahun mendatang.
Untuk perusahaan, kantor pemerintah atau universitas besar yang memiliki puluhan ribu komputer dan sangat berpotensi untuk tumbuh menjadi jutaan komputer, koordinator IP Address akan mempertimbangkan untuk memberikan kelas A. Contoh IP Address kelas A yang dipakai di Internet adalah untuk amatir paket radio seluruh dunia, mendapat IP nomor 44.xxx.xxx.xxx. Untuk kelas B, contohnya adalah nomor
172.16.xxx.xxx .
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah :
Network Address.
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.4.60. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address
202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos.
Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan “routing” surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data
Broadcast Address.
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket
tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang Memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya.
Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan.Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address.
Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address
167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga
11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
Loopback Address.
Yaitu IP address dengan harga 127.0.0.1. Beberapa aplikasi menggunakan alamat ini untuk keperluan loopbacking process. Secara teori loopback address akan menunjuk dirinya sendiri didalam jaringan yang menggunakan protokol CTP/IP, sehingga paket yang dikirim kealamat ini akan kembali ke dirinya
sendiri.
Jika host milik kita ingin bergabung dengan jaringan internet, tentu kita harus memiliki IP address untuk host kita. IP address bersifat unik, yang artinya dalam satu
jaringan internet tidak boleh ada dua host yang memiliki IP address yang sama. Dengan demikian kita tidak boleh sembarangan memakai IP address sesuka kita. Biasanya kita mendapatkan IP address dengan jalan membeli dari pihak yang berwenang, misalnya dari sebuah ISP.
Arsitektur TCP/IP memungkinkan kita menggunakan beberapa range IP address untuk kepentingan LAN atau intranet secara cuma-cuma dengan suatu kondisi dan persyaratan tertentu. IP address ini disebut dengan Privat IP address yang daftarnya dapat dilihat pada tabel dibawah:
.
Tabel 1. IP Private
Address Range | Network Class |
10.0.0.0 -10.255.255.255 | Class A |
172.16.0.0-172.31.255.255.255 | Class B |
192.168.0.0-192.168.255.255 | Class C |
DASAR TEORI SUBNETTING
Subnetting berfungsi untuk menyembunyikan detail dari internal network suatu organisasi ke router eksternal. Selain itu, subnetting juga mempermudah manajemen jaringan dan menambah efisiensi dari jaringan tersebut. Dengan subnetting kita dapat membatasi jumlah maksimal host yang dapat dialokasikan pada suatu subnet. Dengan subnetting kita dapat memeriksa kesalahan jaringan dengan cepat karena kesalahan tersebut sudah terlokalisasi.
Bayangkan jika organisasi yang memiliki 1000 komputer tidak melakukan subnetting, jika terjadi satu kesalahan, maka semua network akan down. Demikian pula administrator yang harus memperbaiki kesalahan tersebut harus mencari kesalahan satu per satu dalam 1000 komputer tersebut.
Network tanpa subnetting juga akan memperberat tugas router karena routing table-nya yang sangat banyak dan harus membroadcast host sekian banyak tersebut.
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing
divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami
sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASS | OKTET PERTAMA | SUBNET MAS DEFAULT | PRIVATE ADDRESS |
A | 1-127 | 255.0.0.0 | 10.0.0.0-10.255.255.255 |
B | 128-191 | 255.255.0.0 | 172.16.0.0-172.31.255.255 |
C | 192-223 | 255.255.255.0 | 192.168.0.0- 192.168.255.255 |
IP Address v4 memiliki struktur alamat yang tersusun atas bilangan 32 bit. Subnet mask adalah suatu bilangan biner 32 bit yang akan di-AND-kan dengan IP Address untuk mendapatkan subnet host.
Misalnya alamat IP Address 10.126.11.16 dan 10.126.11.17 dengan netmask
255.255.255.0. Untuk mendapatkan lokasi subnet host ini, IP Address 10.126.11.16 akan di-AND dengan netmask-nya. Jika IP Address 10.126.11.17 di-AND dengan netmask- nya menghasilkan hasil yang sama dengan hasil AND dari 10.126.11.16 dengan netmask- nya, maka 2 IP Address tersebut berada dalam satu subnet
. IP Address dengan alamat 10.126.11.x dengan netmask 255.255.255.0 (24 bit) akan memiliki Net Address 10.126.11.0 dan Broadcast Address 10.126.11.255. Alamat IP diantara 10.126.11.0 dan 10.126.11.255 adalah alamat IP yang dapat dialokasikan dalam subnet tersebut.
Perhitungan Subnetting
Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan
<!--[if !vml]-->
<!--[endif]-->subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
<!--[endif]--><!--[if !mso]-->
|
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.128.0.0 | /9 |
255.192.0.0 | /10 |
255.224.0.0 | /11 |
255.240.0.0 | /12 |
255.248.0.0 | /13 |
255.252.0.0 | /14 |
255.254.0.0 | /15 |
255.255.0.0 | /16 |
255.255.128.0 | /17 |
255.255.192.0 | /18 |
255.255.224.0 | /19 |
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah
NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
enghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask
(2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet | 192.168.1.0 | 192.168.1.64 | 192.168.1.128 | 192.168.1.192 |
Host Pertama | 192.168.1.1 | 192.168.1.65 | 192.168.1.129 | 192.168.1.193 |
Host Terakhir | 192.168.1.62 | 192.168.1.126 | 192.168.1.190 | 192.168.1.254 |
Broadcast | 192.168.1.63 | 192.168.1.127 | 192.168.1.191 | 192.168.1.255 |
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.255.128 | /25 |
255.255.255.192 | /26 |
255.255.255.224 | /27 |
255.255.255.240 | /28 |
255.255.255.248 | /29 |
255.255.255.252 | /30 |
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan
<!--[if !vml]-->
<!--[endif]-->maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
<!--[endif]--><!--[if !mso]-->
|
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.128.0 | /17 |
255.255.192.0 | /18 |
255.255.224.0 | /19 |
255.255.240.0 | /20 |
255.255.248.0 | /21 |
255.255.252.0 | /22 |
255.255.254.0 | /23 |
255.255.255.0 | /24 |
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192.
Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet | 172.16.0.0 | 172.16.64.0 | 172.16.128.0 | 172.16.192.0 |
Host Pertama | 172.16.0.1 | 172.16.64.1 | 172.16.128.1 | 172.16.192.1 |
Host Terakhir | 172.16.63.254 | 172.16.127.254 | 172.16.191.254 | 172.16.255.254 |
Broadcast | 172.16.63.255 | 172.16.127.255 | 172.16.191.255 | 172.16..255.255 |
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask
CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet | 172.16.0.0 | 172.16.0.128 | 172.16.1.0 | … | 172.16.255.128 |
Host Pertama | 172.16.0.1 | 172.16.0.129 | 172.16.1.1 | … | 172.16.255.129 |
Host Terakhir | 172.16.0.126 | 172.16.0.254 | 172.16.1.126 | … | 172.16.255.254 |
Broadcast | 172.16.0.127 | 172.16.0.255 | 172.16.1.127 | … | 172.16.255.255 |
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet | 10.0.0.0 | 10.1.0.0 | … | 10.254.0.0 | 10.255.0.0 |
Host Pertama | 10.0.0.1 | 10.1.0.1 | … | 10.254.0.1 | 10.255.0.1 |
Host Terakhir | 10.0.255.254 | 10.1.255.254 | … | 10.254.255.254 | 10.255.255.254 |
Broadcast | 10.0.255.255 | 10.1.255.255 | … | 10.254.255.255 | 10.255.255.255 |
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami
penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas.
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal- soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Soal :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Tentukan jumlah subnet, jumlah host, blok subnet dari
220.168.0.1/27
220.168.0.1/27
Jawab :
Ini termasuk kelas C
11111111.11111111.11111111.11100000
225 225 255 224
Kenapa ada 3 digit binari di bit paling akhir?
karena diambil dari 1/27. Nah yang angka 1 itu 27 buah di susun pada 32 bit tersebut.
Jumlah subnet
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
11111111.11111111.11111111.11100000
225 225 255 224
Kenapa ada 3 digit binari di bit paling akhir?
karena diambil dari 1/27. Nah yang angka 1 itu 27 buah di susun pada 32 bit tersebut.
Jumlah subnet
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
2x= 23= 8
x merupakan 3 binari terakhir
dari mana datang nya 3?
Jawab: dari 3 angka 1 di bit terakhir
Jumlah host per subnet:
2y-2=25
=32-2
=30
Y merupakan kebalikan dari X, jika X itu jumlah angka 1 di bit terakhir, maka Y jumlah 0 nya.
Blok subnet
256-224(ini jumlah binary 1 yang 3 digit di akhir)
= 32
jadi 0, 32, 64, 96, 128, 160, 196, 224
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Sebuah Perusahaan PT.D3IF3501 mempunyai 5 departemen, dimana setiap department mempunyai 30 komputer, dengan menggunakan subnetting , berapa subnet yang dapat tercipta, dan berapa subnet mask yang digunakan !
Jawaban :
1 department = 30 komputer, alamat kelas yang mendekati adalah kelas C , dan kita akan menggunakan IP Private yaitu 192.168.0.0 -192.168.255.255 .
Yang dipilih misalkan adalah 192.168.1.1
IP Address : 192.168.1.1
Subnet Mask : 255.255.255.0 ( Default Subnet Mask )
Dengan default subnet mask 255.255.255.0 berarti jumlah computer yang dapat terhubung adalah 254, di dapat dari jumlah 0 pada 255.255.255.0 adalah 8 bit ,
Maka 28 = 256 -2 =254, 2 berasal dari network ID dan Broadcast ID
255.255.255.0000000 = jumlah 0 = 28 artinya jumlah host ada 254
Jika hanya 30 komputer, yang mendekati adalah 25 = 32, atau artinya jumlah bit 0 yang diperlukan adaah 5 bit
Maka menjadi 255.255.255.11100000 = 255.255.255.224
Subnet mask yang terbaru adalah : IP Address : 192.168.1.1
Subent Mask : 255.255.255.224
Setelah didapatkan subnet mask, maka selanjutnya adalah IP Address . IP Address :192.168 .1 .1
Subnet Mask : 255.255.255.224
Telah terjadi penambahan 3 bit pada octet ke empat. Jika dirubah ke decimal, maka
IP Address :192.168 .1 .00000000
Subnet Mask : 255.255.255.11100000
Yang perlu diingat, kita menggunakan 2 5 artinya jumlah bit 0 terdapat 5 buah, maka range yang didapat adalah 25 =32, maka
Tabel 2. Contoh Hasil akhir
IP Address Range | Network ID | Broadcast Address |
192.168.1.1 - 192.168.1.30 | 192.168.1.0 | 192.168.1.31 |
192.168.1.33 - 192.168.1.62 | 192.168.1.32 | 192.168.1.63 |
192.168.1.65 - 192.168.1.94 | 192.168.1.64 | 192.168.1.95 |
192.168.1.97 - 192.168.1.126 | 192.168.1.96 | 192.168.1.127 |
192.168.1.129 - 192.168.1.158 | 192.168.1.128 | 192.168.1.159 |
192.168.1.161 - 192.168.1.190 | 192.168.1.160 | 192.168.1.191 |
192.168.1.193 - 192.168.1.222 | 192.168.1.192 | 192.168.1.223 |
192.168.1.225 - 192.168.1.254 | 192.168.1.224 | 192.168.1.255 |
Dalam table diatas terdapat 8 subnet yang dapat digunakan, artinya untuk perusahaan PT.D3IF3501, dapat memilih dari 8 subnet yang tersedia, karena hanya 5 divisi maka 3 untuk dicadangkan, dan maksimum host dari subnet diatas adalah 30 host, lebih baik dari pada menggunakan 255.255.255.0 yang sampai 254 komputer .
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Host A terkoneksi ke LAN, tetapi tidak dapat terkoneksi ke Internet. Konfigurasi Host dapat dilihat pada gambar dibawah ini, identifikasi penyebab masalah yang terjadi !
Jawab :
CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64dan bukan 198.18.166.32.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Di Ruangan Komputer Umum Universitas Telkom terdapat 250 komputer yang akan dikoneksikan dalam sebuah sistem jaringan. Dalam perencanaan IP yang akan digunakan adalah IP kelas C. Menurut anda berapakah CIDR yang cocok untuk kasus tersebut.
Jawab
Karena ada 250 Komputer, maka harus dibagi/subnet.
Akan dicoba, subnet mask 255.255.255.224 dengan nilai CIDR 27.
atau dapat ditulis 11111111. 11111111. 11111111. 11100000 / 27
jumlah subnet 2 X = 2 3 – 2 = 8 buah
jumlah host per subnet 2 y - 2 = 2 5 -2 = 32 – 2 = 30
pembagian IP dalam masing-masing subnet adalah : 256 – 224 = 32
pembagian IP nya :
192.168.1.0 s/d 192.168.1.31
192.168.1.32 s/d 192.168.1.63
192.168.1.64 s/d 192.168.1.95
192.168.1.96 s/d 192.168.1.127
192.168.1.128 s/d 192.168.1.159
192.168.1.160 s/d 192.168.1.191
192.168.1.192 s/d 192.168.1.223
192.168.1.224 s/d 192.168.1.256
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Dalam suatu perusahaan, diketahui 25 Subnet memiliki 300 Komputer tiap segmen, default subnet mask kelas B adalah 255.255.0.0, Berapakah subnet mask dari kasus tersebut ?
Jawab:
Untuk rumus mencari host kita gunakan 2n-2 ≥ jumlah host, maka:
2n-2 ≥ 300
2n ≥ 302
n ≥ 9 (untuk jumlah bit 0) jadi 11111111.11111111.11111110.00000000
sehingga didapat subnet mask 255.255.254.0·
Untuk rumus mencari subnet kita gunakan 2n ≥ jumlah network, maka:
2n ≥ 25
n ≥ 5 (untuk jumlah bit 1) jadi 11111111.11111111.11111000.00000000
sehingga didapat subnet mask 255.255.248.0
Sumber :
Blog romisatriawihono dengan sedikit perubahan.
Sumber lainnya juga ikut disertakan.
Sedikit pengetahuan penulis juga ikut dilibatkan