Makalah Masyarakat Multikultural

on Rabu, 27 Februari 2013



A.     Ringkasan Bab
1.      Masyarakat Multikultural
Dalam konsep ilmu sosial, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri dari agama, ras, agama, dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural. Makna ketiga istilah tersebut tidaklah sama, dalam konsep pluralitas menekankan pada hal-hal yang lebih dari satu. Keragamaan menunjukkan bahwa keberadaan lebih dari satu, sementara itu multikultural adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuaan tanpa memperdulikan ras, agama, bahasa,  maupun gender.
Bentuk nyata multikluturalisme sudah nyata sejak Tuhan menciptakan alam dunia ini, terbukti dengan banyaknya negara yang memiliki keanekaragaman budaya, tercatat dari 175 negara, hanya 12 negara yang penduduknya bersifat homogen, diantaranya Jerman, Jepang, dan Somalia. Indonesia sendiri termasuk negara heterogen  dengan 656 suku bangsa dan bahasa dengan lebih dari 300 bahasa.
Konsep Masyarakat Multikultural mulai dikenal sekitar 1970-an, gerakan multikultural muncul pertama kali di Kanada, kemudian diikuti Australia, AS, Inggris, Jerman, dan lainnya. Kanada pada waktu itu didera konflik yang disebabkan masalah hubungan antarwarga negara. Masalah itu meliputi hubungan antarsuku bangsa, agama,ras, dan aliran politik yang terjebak pada dominasi. Konflik itu diselesaikan dengan digagasnya konsep masyarakat multikultural yang esensinya kesetaraan, menghargai hak budaya komunitas dan demokrasi. Gagasan tersebut segera menyebar ke Australia, Eropa, dan menjadi produk global.
Pandangan dunia multikultural secara substansi sebenarnya tidaklah terlalu asing bagi bangsa dan Negara Indonesia. Prinsip Indonesia sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan bahwa meskipun bahwa Indonesia merupakan negara multikultural, tetapi tetap terintegrasi dalam persatuan dan kesatuan.
Multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan culture yang berarti kebudayaan. Secara sederhana, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua kebudayaan.
J.S. Furnival (1967) berpendapat bahwa masyarakat majemuk / multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
Karakteristik Masyarakat Multikultural menurut Van Den Berghe :
·      Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
·      Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
·      Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar
·      Relatif sering terjadi konflik diantara kelompok yang ada

2.      Faktor Timbulnya Masyarakat Multikultural di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat multikultural, wajah asli kemajemukan masyarakat Indonesia adalah keanekaragaman kelompok-kelompok sosial atau suku bangsa beserta kebudayaannya. Keadaan masyarakat yang multikultural tentu memiliki latar belakang tersendiri, berikut beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masyarakat multikultural.
a.    Keadaan Geografis
Keadaan Geografis wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau tersebar di suatu daerah ekuator sepanjang lebih dari 3000 mil dari timur ke barat dan 1000 mil dari utara ke selatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap terciptanya multikultural di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pendatang pertama di kepulauan Indonesia adalah ras australoid yang menyebar di kepulauan Indonesia 2000 tahun lalu, kemudian ras negroid 10.000 tahun yang lalu, pada zaman Mesolitikum, kemudian datang ras Malayan Mongoloid di dua periode, Neolitikum dan zaman logam, sekitar 2500 tahun sebelum masehi. Ras Australoid kemudian pergi ke Australia dan sebagian kecil ada di Nusa Tenggara Timur dan Papua. Ras Melanesian Negroid tinggal di Maluku dan Papua, sedangkan ras Malayan Mongoloid tinggal di Indonesia bagian barat. Ras tersebut disebut bangsa Indonesia dalam bentuk keanekaragaman suku bangsa setelah proses amalgamasi dan isolasi.

b.    Pengaruh Kebudayaan Asing
Letak Indonesia yang strategis diantara Samudera Hindia dan Pasifik mempengaruhi proses multikultural, termasuk unsur kebudayaan dan agama. Kepulauan Indonesia yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan antara India, Cina dan Wilayah Asia Tenggara. Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu Budha pada awal masehi hanya berkembang di Indonesia bagian barat. Pengaruh kebudayaan Cina berkembang di pantai dan kota dagang. Pengaruh islam berkembang di abad 13, terutama di Indonesia Barat dan sebagian Maluku. Pengaruh kolonial Portugis dengan agama Katolik terjadi di NTT. Awal abad ke-16, Belanda datang dan pada abad ke-17 mengembangkan agama Kristen dan Katolik di beberapa daerah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan kota besar Jawa.



c.       Kondisi Iklim yang berbeda
Wilayah lingkungan suku bangsa memperlihatkan variasi yang berbeda, ada komunitas yang mengandalkan laut sebagai sumber kehidupan, contohnya di Riau dan Bajo, Sulawesi Selatan. Orang Buton, Bugis, Makasar, Bawean, dan Melayu dikenal sebagai masyarakat pesisir. Terdapat juga komunitas pedalaman, contohnya Gayo Alas di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi Selatan.


3.      Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai mahluk yang dibekali nilai harmoni. Perbedaan yang mewujud baik secara fisik maupun mental. Seringkali perbedaan kebudayaan menciptakan ketegangan hubungan antar anggota masyarakat. Realitas tersebut harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena perbedaan harus kita anggap sebuah rahmat, dimana kemajemukan dapat mengajarkan kita bersikap toleransi, kerjasama, dan berpikir dewasa, jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampikan, maka kemungkinan akan tercipta masalah – masalah yang menggoyahkan persatuan bangsa seperti.
a.       Diharmonisasi, tidak adanya penyesuaian atas keragaman manusia dengan lingkungannya.
b.      Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan masalah yang lain dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
c.       Ekslusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, contohnya: keyakinan bahwa secara kodrati ras/suku kelompoknya lebih tinggi dari yang lainnya.

Ada beberapa hal yang dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif agama, diantaranya.
a.       semangat religius
b.      semangat nasionalisme
c.       semangat pluralism
d.      semangat humanisme
e.       dialog antar umat beragamam
f.       membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.




Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi bangsa, ada lima faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama bubarnya sebuah negara dan disintegrasi bangsa itu, yaitu:
a.       Kegagalan kepemimpinan
b.      Krisis ekonomi yang berlangsung lama
c.       Krisis politik, misalnya terjadinya perpecahan di elite tingkat nasional sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan pro rakyat dalam mengatasi krisis ekonomi.
d.      Krisis sosial, dimulai dari adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnya konflik kekerasan diantara kelompok-kelompok masyarakat
e.       Intervensi asing, dengan tujuan memecah belah serta mengambil keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik dan ekonomi paska disintegrasi.

B.     Pertanyaan Terkait Bab
1.      Indonesia termasuk negara multikulturalis yang bila semua bersatu padu menjadi sesuatu yang indah, namun mengapa hal-hal mendasar seperti konflik antar agama dan suku masih saja terjadi ?
2.      Bagaimana peran yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk menekan proses disintegrasi bangsa di Indonesia ?
3.      Bagaimana mempertahankan nilai-nilai kulturalisme di tengah masyarakat agar tidak punah dan tidak terpengaruh budaya asing seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini ?
4.      Mengapa kegagalan kepemimpinan menjadi salah satu faktor utama disintegrasi bangsa ?
5.      Bagaimana peran seorang mahasiswa dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga perbedaan diantara kehidupan bermasyarakat ?
6.      Apa maksud dari perbedaan antara peradaban tidak nyata, melainkan mendasar ?
  

C.     Daftar Pustaka

Budiati, Atik Catur. 2009. Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA Kelas XI. [pdf]. http://bse.kemdiknas.go.id/. [17 Februari 2013]
Malihah, Elly. 2012. Bahan Kuliah PLSBT. [pdf].  http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-ELLY_MALIHAH/Bahan_Kuliah_PLSBT%2C_Elly_Malihah/.  [17 Februari 2013]
Sosiologi, Tim. 2009. Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. [online]. http://books.google.co.id/books?id=WHAMMdyHU4C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false. [16 Februari 2013]
Waluya, Bagja. 2009. Sosiologi 2 Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. [pdf]. http://bse.kemdiknas.go.id/. [17 Februari 2013]

Masyarakat Multikultural dicuplik dari Kumpulan Tugas Semester 4 Mata Kuliah Humaniora  D3IF ITTelkom
Tim : Moch. Bambang S, Nanda Hasanal, Russel Irvan

Ranking: 5

{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar

 
 
© bambang sulistio | situs pribadi Moch. Bambang Sulistio | All Rights Reserved
www.bambangsulistio.web.id is continuation of bambangworld.blogspot.com